Kecerdasan emosional (EQ) adalah bagaimana Anda
mengekspresikan emosi dan mengatasinya dengan cara yang positif bahkan di
situasi yang penuh tekanan. Orang dengan EQ tinggi sering mampu untuk
berkomunikasi secara efektif, berempati dengan orang lain, mengatasi kesulitan
dan meredakan konflik. Pengetahuan dan pemahaman ini, sebagian besarnya,
merupakan proses non-verbal yang membentuk pemikiran dan mempengaruhi seberapa
baik Anda berhubungan dengan orang lain.
IQ dan EQ, apa bedanya?
Tidak seperti kecerdasan intelektual atau yang dikenal
dengan IQ, EQ adalah kemampuan yang bisa dipelajari, bukan sesuatu yang Anda
bawa sejak lahir. Namun, mempelajari kecerdasan emosional tak ada artinya jika
Anda tidak menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan. Hanya karena Anda
tahu bahwa Anda harus melakukan sesuatu, bukan berarti Anda akan
melakukannya—terutama saat Anda terbebani stres, yang bisa mengalahkan niat
baik Anda.
Seperti yang diketahui, menjadi orang tercerdas yang
paling sukses tak menjamin Anda bisa menjadi orang paling sejahtera dalam
hidup. Anda mungkin mengenal orang yang cemerlang secara akademis tetapi tidak
kompeten secara sosial, dan tidak berhasil dalam pekerjaan atau hubungan pribadinya.
Kecerdasan intelektual (IQ) tidaklah cukup untuk dengan sendirinya sukses dalam
kehidupan.
Ya, IQ Anda bisa membantu Anda masuk ke perguruan
tinggi, tetapi kecerdasan emosional alias EQ-lah yang akan membantu Anda
mengatasi stres dan emosi saat menghadapi ujian akhir. IQ dan EQ ada secara
bersamaan dan akan paling efektif saat keduanya saling membangun satu sama
lainnya.
Empat hal dalam hidup Anda yang bisa berantakan tanpa
EQ
1. Kinerja Anda di sekolah atau pekerjaan
Kecerdasan emosional dapat membantu Anda mengatasi
masalah sosial di tempat kerja, memimpin dan memotivasi orang lain, dan menjadi
unggul dalam karir Anda. Bahkan, jika sudah menyangkut penilaian calon
karyawan, banyak perusahaan yang sekarang menganggap kecerdasan emosional sama
pentingnya dengan kemampuan teknis dan menggunakan tes EQ sebelum mempekerjakan
mereka.
2. Kesehatan fisik Anda
Jika tidak mampu mengatasi emosi, kemungkinan Anda
juga tidak bisa mengatasi stres. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan
serius.
Stres yang tidak terkendali bisa meningkatkan tekanan
darah, menekan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, berkontribusi terhadap ketidaksuburan, dan mempercepat
proses penuaan. Langkah pertama untuk meningkatkan kecerdasan emosional adalah
dengan belajar cara meredakan stres.
3. Kesehatan mental Anda
Emosi dan stres yang tidak terkendali juga bisa
berdampak pada kesehatan mental, membuat Anda rentan terhadap kecemasan dan depresi. Jika Anda tidak bisa memahami emosi Anda, tidak
merasa nyaman dengan emosi Anda, dan tak bisa mengatasi emosi Anda, Anda akan
berisiko tidak mampu membangun hubungan yang kuat, yang bisa membuat Anda
merasa kesepian dan terisolasi.
4. Hubungan Anda dengan orang lain
Dengan memahami emosi Anda dan mengetahui cara
mengatasinya, Anda akan lebih mampu mengekspresikan bagaimana perasaan Anda dan
memahami perasaan orang lain. Ini memungkinkan Anda untuk berkomunikasi secara
lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih kuat, baik di tempat kerja
maupun di kehidupan pribadi Anda.
Enam kunci untuk meningkatkan EQ
1. Mengurangi emosi negatif
Mungkin inilah aspek EQ yang paling penting, yaitu
kemampuan untuk mengatasi emosi diri secara efektif sehingga tidak membebani
pikiran dan tidak mempengaruhi kemampuan Anda mengambil keputusan.
Untuk mengubah perasaan negatif Anda tentang suatu
situasi, pertama Anda harus mengubah cara berpikir Anda tentang hal
tersebut. Misalnya, cobalah agar tidak mudah berprasangka buruk terhadap
tindakan orang. Ingat, mungkin saja ada maksud baik di balik tindakan
mereka.
2. Berlatih tetap tenang dan mengatasi stres
Sebagian besar orang pasti pernah mengalami stres
dalam kehidupan. Bagaimana Anda mengatasi situasi stress ini akan mempengaruhi
EQ. Misalnya, apakah Anda bersikap asertif, atau reaktif? Tetap tenang, atau
kewalahan?
Saat berada dalam tekanan, hal paling penting untuk
diingat adalah menjaga diri tetap tenang. Misalnya dengan membasuh wajah dengan
air dingin atau mulai berolahraga aerobik untuk mengurangi stres.
3. Berlatih mengekspresikan emosi yang tak mudah
Ada masa-masa dalam kehidupan di mana Anda perlu untuk
membuat batasan sehingga orang lain tahu di mana posisi Anda. Ini bisa
mencakup:
- memberanikan diri untuk tidak sependapat dengan orang lain (tanpa bersikap kasar)
- berkata “tidak” tanpa merasa bersalah
- menetapkan prioritas pribadi
- berusaha mendapatkan apa yang berhak Anda dapatkan
- melindungi diri sendiri dari tekanan dan gangguan.
4. Bersikap proaktif, bukan reaktif, saat berhadapan
dengan orang yang memicu emosi Anda
Kebanyakan orang pasti pernah dihadapkan pada
orang-orang yang menyebalkan atau mempersulit hidup Anda. Anda mungkin akan
“terjebak” dengan orang seperti ini di tempat kerja atau bahkan di rumah.
Sangat mudah untuk membiarkan orang-orang seperti ini memengaruhi Anda dan
merusak hari Anda.
Anda dapat mencoba menenangkan diri dulu sebelum Anda
berbicara dengan orang yang sering memicu emosi negatif di diri Anda, terutama
ketika Anda merasa marah. Anda juga bisa mencoba melihat situasi dari sudut
pandang orang tersebut.
Namun demikian, berempati bukan berarti
mentoleransi perilaku yang tidak pantas. Anda tetap perlu menekankan bahwa
ada konsekuensi untuk segala hal.
5. Kemampuan untuk bangkit dari kesulitan
Hidup tidak selalu mudah-semua orang tahu itu.
Bagaimana Anda memilih untuk berpikir, merasa, dan bersikap saat dalam situasi
sulit, sering kali bisa menentukan apakah Anda akan terus punya harapan atau
malah putus asa, apakah Anda akan terus optimis atau malah frustrasi, dan
apakah Anda akan mengalami kemenangan atau justru kekalahan.
Dalam setiap situasi sulit yang dijumpai, ajukan pertanyaan
seperti,
- “Apa pelajaran yang bisa diambil di sini?”
- “Bagaimana saya bisa belajar dari pengalaman ini?”
- “Apa yang paling penting sekarang?”
- “Jika saya berpikir dengan cara yang berbeda, apa ada jawaban yang lebih baik?”
Semakin tinggi kualitas pertanyaan yang Anda ajukan,
semakin baik pula jawaban yang akan Anda dapatkan. Ajukan pertanyaan yang
membangun berdasarkan proses belajar dan prioritas, dan Anda bisa mendapatkan
sudut pandang yang tepat untuk membantu Anda mengatasi situasi yang sedang
dihadapi.
6. Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dalam
hubungan pribadi
Kemampuan untuk secara mengungkapkan emosi penuh kasih
sayang sangat penting untuk mempertahankan hubungan pribadi yang erat. Emosi
ini dapat tersampaikan melalui perkataan, bahasa tubuh, dan perilaku. Misalnya
melalui kontak mata yang positif, senyum, mendengarkan dengan empati, atau
sekadar menawarkan makanan.
Anda tak hanya harus bisa berbagi perasaan mendalam
dengan orang lain dalam hubungan pribadi Anda, namun Anda juga harus dapat
merespon dengan positif saat orang tersebut mengekspresikan emosi yang mendalam
kepada Anda.
Sumber:
https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/meningkatkan-eq-kecerdasan-emosional